kompas.com - Para pekerja di reaktor nuklir yang rusak akibat gempa bumi di Jepang mulai memindahkan air yang tercemar radioaktif dari bangunan turbin reaktor, Selasa (19/4/2011).
Langkah ini merupakan kunci awal bagi upaya memulihkan sistem pendingin reaktor nuklir, demikian disebutkan oleh pemerintah. Gempa bumi bermagnitud 9 dan tsunami yang melanda pesisir utara Jepang pada 11 Maret lampau telah merusak sistem listrik di reaktor nuklir Fukushima Daiichi, yang menyebabkan kerusakan di sistem pendinginan serta memicu rangkaian ledakan.
Untuk mencegah bencana nuklir, para pekerja telah memompa ribuan ton air laut dan air tawar ke reaktor dan kolam untuk mengurangi kadar zat radioaktif yang sempat bocor ke laut.
"Sekitar 10.000 ton air berkandungan radioaktif akan dikirim dari bangunan turbin reaktor nomor 2 ke fasilitas pengolahan di dalam kompleks reaktor untuk diproses," kata Badan Keamanan Industri dan Nuklir Jepang (NISA).
Juru Bicara NISA Hidehiko Nishiyama mengatakan bahwa operasi ini memungkinkan para pekerja untuk menstabilkan reaktor dengan menyiraminya dengan air secara bertahap.
"Kami berharap bisa memurnikan dan menghilangkan garam dari air lewat fasilitas pengolahan sampah sehingga air kembali bersih dan dapat dimasukkan kembali ke reaktor inti kembali," katanya.
Tindakan ini perlu untuk dilakukan demi memulakan proses pemulihan fungsi pendinginan di reaktor nuklir, di mana para pekerja mendapati poros dan parit bangunan turbin terendam dalam air yang sarat radioaktif.
Puluhan ribu orang yang tinggal di sekitar lokasi reaktor nuklir yang didirikan pada era tahun 70-an telah diminta mengungsi dari rumah mereka akibat kebocoran radiasi ke udara, tanah, dan air.
Operator Tokyo Electric Power Company (Tepco), Minggu, mengatakan, pihaknya berharap proses ini dapat mengurangi kebocoran radioaktif dalam kurun tiga bulan dan mencapai fase penutupan dingin semua reaktor dalam tempo enam hingga sembilan bulan.
Selasa, 19 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar